Seperti biasa Andrew, Manager di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu papanya cukup lama diruang tamu
"Kok, belum tidur nak?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya jam segini Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ???"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, yaa ?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.
Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayoooo ?"
Sarah berlari ke kamarnya mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.
"Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, dan tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak.
Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya,
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ?
Papa capek. Dan mau mandi dulu Nak. Tidurlah". Ketusnya dengan nada setengah menekan.....
"Tapi Papa...." jawab Sarah ketakutan
Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !!!!!" hardiknya mengejutkan Sarah. Gadis kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardikanya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang kertas Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.
Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". masih terisak tangis yg belum reda....
"lya sayang iya, tapi buat apa nak...??" tanya Andrew dengan penuh kelembutan.
"Aku menunggu Papa dari jam 8 tadi. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh meniiiiiiit aja pah. tapi Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.....
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,- Tapi uang tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah masih dengan isak tangisnya polos.....
Andrew pun terdiam. ia benar-benar kehilangan seribu kata-kata. Dipeluknya bidadari kecilnya itu erat-erat dengan perasaan haru & airmata yg mulai mengalir. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan bidadari kecilnya itu.....
" Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya "
Rabu, 19 Mei 2010
Senin, 17 Mei 2010
Sukses Hingga Akhir
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
"It's not how you start out; it's how you finish up"
Setiap kali saya merenungkan kalimat di atas, jiwa saya merasakan suatu getaran bahkan perasaan takut. Ada satu pesan penting yang terkandung dalam kalimat itu, suatu pesan yang terlalu berharga untuk kita lewatkan. Itu sebab dalam artikel kali ini saya mengajak kita untuk sama-sama merenungkannya kembali. Bagi saya pribadi, kalimat di atas kira-kira bertutur begini: Eloy, sadarlah bahwa yang paling penting bukan bagaimana kondisi titik awal ketika Anda memulai perjalanan menuju sebuah kesuksesan. Bahkan, bukan juga mengenai berapa besar kesuksesan yang telah Anda raih hingga detik ini. Bukan itu! Tetapi, sesungguhnya yang paling penting adalah bagaimana kondisi titik akhir daripada seluruh perjalanan hidupmu. Masing-masing kita memulai perjalanan dari suatu titik awal. Suatu titik yang berbeda bagi setiap orang. Diantara kita ada yang memulai dari kondisi serba cukup bahkan berkelebihan. Bayangkan saja seseorang yang lahir dari orang tua yang berpendidikan tinggi serta memiliki materi lebih dari cukup. Apalagi bila ia memiliki postur tubuh dan kondisi fisik yang serba baik. Tentu saja semua itu memberikan berbagai bentuk kemudahan untuk menuju suatu titik bernama "kesuksesan". Namun, diantara kita banyak juga yang memulai perjalanan dari titik awal dengan kondisi yang sangat terbatas. Saya pun termasuk dalam kelompok ini. Secara singkat, saya lahir sebagai bungsu dari enam bersaudara, di suatu desa yang sampai hari ini desa tersebut belum dialiri listrik dan jalan beraspal. Tidak heran bila baru pada usia sepuluh tahun saya berhasil melihat benda bernama mobil, karena pada usia itulah pertama kali saya keluar dari desa tersebut. Pada usia masih sembilan bulan ayah saya pergi untuk selamanya. Dan karena suatu faktor, sejak saat itu berbagai macam kesulitan dan penderitaan kami alami. Saya masih ingat, waktu masih anak-anak, saya tidak pernah berpikir atau membayangkan untuk sekolah di Jakarta, apalagi sekolah di Australia selama enam tahun, apalagi menjalani profesi sebagai Motivator & Business Trainer seperti saat ini. Satu hal yang saya tahu, saya memulai dari titik awal dengan kondisi yang sangat terpuruk.Tetapi seperti pesan dari kalimat pembuka di atas, bahwa kondisi awal bukanlah yang terpenting. Sebaliknya, pertanyaan yang membuat hati saya gemetar adalah ini: "Ketika saya tiba pada titik akhir itu, yakni detik terakhir Tuhan memanggil, dan saya meninggalkan dunia yang sementara ini, pada saat itu, akankah Tuhan menemukan saya tengah mengerjakan yang terbaik? Akankah Tuhan menemukan saya tengah bekerja dengan seluruh potensi yang telah Ia berikan?" Jelas, ini adalah sebuah perjuangan setiap detik, dan perlombaan sepanjang hidup. Tidak heran bila ditemukan bahwa sembilan dari sepuluh pejuang berbalik arah, menyerah pada kenikmatan sesaat dan berakhir dalam kemalangan. Maka sekali lagi mari kita ingat, bahwa bukan titik awal yang penting, melainkan titik akhir dari perjalan hidup kita masing-masing." Templeton & Clifford
Bila Anda cukup banyak membaca, Anda pasti pernah mendengar orang bernama Billy Graham. Tetapi bagaimana dengan orang bernama Chuck Templeton dan Bron Clifford? Apakah Anda pernah mendengar nama kedua orang itu? Kemungkinan tidak pernah, karena kedua orang itu pernah berjuang dan berhasil mencapai suatu kesuksesan besar namun mengakhirinya dalam keadaan mengenaskan. Dikisahkan bahwa pada tahun 1945, sama seperti Billy Graham, setiap kali Chuck Templeton dan Bron Clifford berkhotbah ribuan orang memadati auditorium. Ribuan orang rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendengarkan mereka berbicara. Setiap kali mereka berbicara, mereka menyentuh hati para pendengar dan ribuan orang pun diubahkan hidupnya. Singkat kata, mereka bertiga pernah dikenal sebagai pembicara dan pengkhotbah ulung. Namun tidak lama setelah kesuksesan itu, pada tahun 1950, Templeton meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang pengkhotbah. Ia menjadi atheis dan meninggalkan Tuhan. Demikian juga dengan Clifford, pada tahun 1954 ia kehilangan keluarganya, pekerjaanya dan kesehatannya. Perlahan-lahan Clifford bahkan kehilangan hidupnya karena kecanduan pada alkohol. Ia meninggal pada usia tiga puluh lima tahun. Ia pergi tanpa nyanyian dan tanpa penghargaan. Sungguh sebuah titik akhir yang membuat hati saya gemetar. Mengingat yang Terhilang Sekarang, cobalah ingat-ingat beberapa nama yang pernah Anda kenal sebagai seorang yang sangat sukses, seorang panutan, idola, atau bahkan seorang pahlawan bagi jutaan umat. Pada masa kejayaan mereka, kisah sukses orang-orang ini mungkin pernah diliput oleh berbagai media. Jutaan orang jatuh hati dan mengagumi mereka. Namun dimanakah mereka kini? Bagaimana keadaan mereka? Apakah mereka masih memberikan pengaruh positif? Apakah mereka, setidaknya dengan sisa kejayaan masa lalu, masih berjuang? Ataukah mereka telah jatuh, hancur berkeping-keping dan berakhir dalam keputus-asaan? Bagaimana dengan diri Anda sendiri? Mari merenung, dan mari menjawab dengan jujur, karena kalau kita sudah tidak lagi mampu jujur pada diri sendiri, lalu apa yang dapat kita perbaiki dari diri ini? Untuk mambantu Anda merenung, mohon jawab pertanyaan sederhana ini: Bila selama satu bulan ini seluruh kisah hidup Anda dibongkar di hadapan publik, ditayangkan di layar TV dan media lain, akankah dunia menyaksikan seorang yang lurus hatinya? Setelah seluruh isi pikiran dan tindakan Anda ditampilkan di hadapan semua orang, akankah Anda sendiri, bersama seluruh keluarga dan para sahabat berjalan mengelilingi kota dalam keadaan bangga, atau dalam keadaan malu dan kepala tertunduk? Jangan-jangan, segala kejahatan dan kebejatan kita, apakah itu perselingkuhan atau korupsi yang kita lakukan, ternyata hanya menunggu waktu untuk matang, lalu ia keluar dari persembunyian dan menari di hadapan khalayak banyak. Wah, betapa mengerikan ketika hari seperti itu benar-benar datang! Karena itu, sekali lagi, mari kita sadari dengan sungguh-sungguh bahwa yang paling penting bukan bagaimana kondisi titik awal ketika kita memulai perjalanan menuju sebuah kesuksesan. Bahkan, bukan juga mengenai berapa besar kesuksesan yang telah kita raih hingga detik ini. Bukan itu! Tetapi, sesungguhnya yang paling penting adalah bagaimana kondisi titik akhir daripada seluruh perjalanan hidup kita masing-masing. Ketika seluruh isi pikiran dan tindakan kita ditampilkan di hadapan umum, akankah mereka menemukan seorang yang jujur dan lurus hati? Semoga! Sukses untuk kita semua. Karena apabila orang lain mampu dan bisa berarti Aku Pasti bisa..............Smoga bermanfaat...
"It's not how you start out; it's how you finish up"
Setiap kali saya merenungkan kalimat di atas, jiwa saya merasakan suatu getaran bahkan perasaan takut. Ada satu pesan penting yang terkandung dalam kalimat itu, suatu pesan yang terlalu berharga untuk kita lewatkan. Itu sebab dalam artikel kali ini saya mengajak kita untuk sama-sama merenungkannya kembali. Bagi saya pribadi, kalimat di atas kira-kira bertutur begini: Eloy, sadarlah bahwa yang paling penting bukan bagaimana kondisi titik awal ketika Anda memulai perjalanan menuju sebuah kesuksesan. Bahkan, bukan juga mengenai berapa besar kesuksesan yang telah Anda raih hingga detik ini. Bukan itu! Tetapi, sesungguhnya yang paling penting adalah bagaimana kondisi titik akhir daripada seluruh perjalanan hidupmu. Masing-masing kita memulai perjalanan dari suatu titik awal. Suatu titik yang berbeda bagi setiap orang. Diantara kita ada yang memulai dari kondisi serba cukup bahkan berkelebihan. Bayangkan saja seseorang yang lahir dari orang tua yang berpendidikan tinggi serta memiliki materi lebih dari cukup. Apalagi bila ia memiliki postur tubuh dan kondisi fisik yang serba baik. Tentu saja semua itu memberikan berbagai bentuk kemudahan untuk menuju suatu titik bernama "kesuksesan". Namun, diantara kita banyak juga yang memulai perjalanan dari titik awal dengan kondisi yang sangat terbatas. Saya pun termasuk dalam kelompok ini. Secara singkat, saya lahir sebagai bungsu dari enam bersaudara, di suatu desa yang sampai hari ini desa tersebut belum dialiri listrik dan jalan beraspal. Tidak heran bila baru pada usia sepuluh tahun saya berhasil melihat benda bernama mobil, karena pada usia itulah pertama kali saya keluar dari desa tersebut. Pada usia masih sembilan bulan ayah saya pergi untuk selamanya. Dan karena suatu faktor, sejak saat itu berbagai macam kesulitan dan penderitaan kami alami. Saya masih ingat, waktu masih anak-anak, saya tidak pernah berpikir atau membayangkan untuk sekolah di Jakarta, apalagi sekolah di Australia selama enam tahun, apalagi menjalani profesi sebagai Motivator & Business Trainer seperti saat ini. Satu hal yang saya tahu, saya memulai dari titik awal dengan kondisi yang sangat terpuruk.Tetapi seperti pesan dari kalimat pembuka di atas, bahwa kondisi awal bukanlah yang terpenting. Sebaliknya, pertanyaan yang membuat hati saya gemetar adalah ini: "Ketika saya tiba pada titik akhir itu, yakni detik terakhir Tuhan memanggil, dan saya meninggalkan dunia yang sementara ini, pada saat itu, akankah Tuhan menemukan saya tengah mengerjakan yang terbaik? Akankah Tuhan menemukan saya tengah bekerja dengan seluruh potensi yang telah Ia berikan?" Jelas, ini adalah sebuah perjuangan setiap detik, dan perlombaan sepanjang hidup. Tidak heran bila ditemukan bahwa sembilan dari sepuluh pejuang berbalik arah, menyerah pada kenikmatan sesaat dan berakhir dalam kemalangan. Maka sekali lagi mari kita ingat, bahwa bukan titik awal yang penting, melainkan titik akhir dari perjalan hidup kita masing-masing." Templeton & Clifford
Bila Anda cukup banyak membaca, Anda pasti pernah mendengar orang bernama Billy Graham. Tetapi bagaimana dengan orang bernama Chuck Templeton dan Bron Clifford? Apakah Anda pernah mendengar nama kedua orang itu? Kemungkinan tidak pernah, karena kedua orang itu pernah berjuang dan berhasil mencapai suatu kesuksesan besar namun mengakhirinya dalam keadaan mengenaskan. Dikisahkan bahwa pada tahun 1945, sama seperti Billy Graham, setiap kali Chuck Templeton dan Bron Clifford berkhotbah ribuan orang memadati auditorium. Ribuan orang rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendengarkan mereka berbicara. Setiap kali mereka berbicara, mereka menyentuh hati para pendengar dan ribuan orang pun diubahkan hidupnya. Singkat kata, mereka bertiga pernah dikenal sebagai pembicara dan pengkhotbah ulung. Namun tidak lama setelah kesuksesan itu, pada tahun 1950, Templeton meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang pengkhotbah. Ia menjadi atheis dan meninggalkan Tuhan. Demikian juga dengan Clifford, pada tahun 1954 ia kehilangan keluarganya, pekerjaanya dan kesehatannya. Perlahan-lahan Clifford bahkan kehilangan hidupnya karena kecanduan pada alkohol. Ia meninggal pada usia tiga puluh lima tahun. Ia pergi tanpa nyanyian dan tanpa penghargaan. Sungguh sebuah titik akhir yang membuat hati saya gemetar. Mengingat yang Terhilang Sekarang, cobalah ingat-ingat beberapa nama yang pernah Anda kenal sebagai seorang yang sangat sukses, seorang panutan, idola, atau bahkan seorang pahlawan bagi jutaan umat. Pada masa kejayaan mereka, kisah sukses orang-orang ini mungkin pernah diliput oleh berbagai media. Jutaan orang jatuh hati dan mengagumi mereka. Namun dimanakah mereka kini? Bagaimana keadaan mereka? Apakah mereka masih memberikan pengaruh positif? Apakah mereka, setidaknya dengan sisa kejayaan masa lalu, masih berjuang? Ataukah mereka telah jatuh, hancur berkeping-keping dan berakhir dalam keputus-asaan? Bagaimana dengan diri Anda sendiri? Mari merenung, dan mari menjawab dengan jujur, karena kalau kita sudah tidak lagi mampu jujur pada diri sendiri, lalu apa yang dapat kita perbaiki dari diri ini? Untuk mambantu Anda merenung, mohon jawab pertanyaan sederhana ini: Bila selama satu bulan ini seluruh kisah hidup Anda dibongkar di hadapan publik, ditayangkan di layar TV dan media lain, akankah dunia menyaksikan seorang yang lurus hatinya? Setelah seluruh isi pikiran dan tindakan Anda ditampilkan di hadapan semua orang, akankah Anda sendiri, bersama seluruh keluarga dan para sahabat berjalan mengelilingi kota dalam keadaan bangga, atau dalam keadaan malu dan kepala tertunduk? Jangan-jangan, segala kejahatan dan kebejatan kita, apakah itu perselingkuhan atau korupsi yang kita lakukan, ternyata hanya menunggu waktu untuk matang, lalu ia keluar dari persembunyian dan menari di hadapan khalayak banyak. Wah, betapa mengerikan ketika hari seperti itu benar-benar datang! Karena itu, sekali lagi, mari kita sadari dengan sungguh-sungguh bahwa yang paling penting bukan bagaimana kondisi titik awal ketika kita memulai perjalanan menuju sebuah kesuksesan. Bahkan, bukan juga mengenai berapa besar kesuksesan yang telah kita raih hingga detik ini. Bukan itu! Tetapi, sesungguhnya yang paling penting adalah bagaimana kondisi titik akhir daripada seluruh perjalanan hidup kita masing-masing. Ketika seluruh isi pikiran dan tindakan kita ditampilkan di hadapan umum, akankah mereka menemukan seorang yang jujur dan lurus hati? Semoga! Sukses untuk kita semua. Karena apabila orang lain mampu dan bisa berarti Aku Pasti bisa..............Smoga bermanfaat...
Kamis, 13 Mei 2010
10 Manfaat senyum
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Senyum mungkin bagi anda adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi mudah kan? Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika anda tidak “mood” untuk senyum. Senyum dihubungkan dengan karakter seseorang, karena tidak sedikit ditemukan sifat individu yang “murah senyum”. Senyum banyak dikaitkan dengan perasaan hati, kondisi jiwa, dan mood. Senyum dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat stress, dan daya tarik anda. Senyum juga dipercaya sebagai salah satu jalan jika ingin awet muda. Senyum diketahui mempunyai manfaat untuk kesehatan diantaranya yaitu :
1. Senyum membuat anda lebih menarik.Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari anda, tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.
2. Senyum mengubah mood anda Ketika anda merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood anda akan berubah menjadi lebih baik.
3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya, dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.
4. Senyum dapat Mengurangi stress Stress secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa ”down”. Jika anda sedang stress cobalah untuk tersenyum, maka stress anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.
6. Senyum menurunkan tekanan darah anda Ketika anda tersenyum,maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda.
7. senyum mengeluarkan endorphins, (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.
8. Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda, dan merasa lebih baik.
9. Senyum membuat anda tampak sukses Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji, yakin rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda.
10. Senyum membuat anda tetap positif Cobalah tes ini: Senyumlah. Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulit kan ? . Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.Maka jauhkan diri anda dari depresi, stress, dan rasa khawatir dengan satu kata yaitu “senyum”, tentu saja dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat, tidak kemudian berlebihan. Karena jika berlebihan, maka tentu orang lain akan menganggap anda kurang waras…lalu pertanyaan sederhananya… “sudahkan anda tersenyum hari ini?
Senyum mungkin bagi anda adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi mudah kan? Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika anda tidak “mood” untuk senyum. Senyum dihubungkan dengan karakter seseorang, karena tidak sedikit ditemukan sifat individu yang “murah senyum”. Senyum banyak dikaitkan dengan perasaan hati, kondisi jiwa, dan mood. Senyum dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat stress, dan daya tarik anda. Senyum juga dipercaya sebagai salah satu jalan jika ingin awet muda. Senyum diketahui mempunyai manfaat untuk kesehatan diantaranya yaitu :
1. Senyum membuat anda lebih menarik.Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari anda, tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.
2. Senyum mengubah mood anda Ketika anda merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood anda akan berubah menjadi lebih baik.
3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya, dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.
4. Senyum dapat Mengurangi stress Stress secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa ”down”. Jika anda sedang stress cobalah untuk tersenyum, maka stress anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.
6. Senyum menurunkan tekanan darah anda Ketika anda tersenyum,maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda.
7. senyum mengeluarkan endorphins, (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.
8. Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda, dan merasa lebih baik.
9. Senyum membuat anda tampak sukses Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji, yakin rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda.
10. Senyum membuat anda tetap positif Cobalah tes ini: Senyumlah. Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulit kan ? . Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.Maka jauhkan diri anda dari depresi, stress, dan rasa khawatir dengan satu kata yaitu “senyum”, tentu saja dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat, tidak kemudian berlebihan. Karena jika berlebihan, maka tentu orang lain akan menganggap anda kurang waras…lalu pertanyaan sederhananya… “sudahkan anda tersenyum hari ini?
Berbicara dengan hati bukan dengan jari..
"Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."-- Eric Schmidt, CEO Google
ADIL jengkel betul dengan istrinya. Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah. Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot. Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua. Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah. Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang. Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan. Begitu keduanya menghibur diri.Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justru berubah menyebalkan. Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar. Mungkin saja letih. Dia ingin istirahat penuh. Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya. Anita kadang tertawa sendiri. Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya. Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge. Adil geleng-geleng kepala. Namun Anita cuek bebek. Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya. Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN. Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati. Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga. Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga. Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap. Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial. Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu. Tak aneh bila kemudian muncul istilah, ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali. Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman. Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat, maka menurut anak zaman sekarang dikatakan terkena 'gejala autis'. Tapi bukankah merujuk peribahasa, ’man behind the gun’, bahwa baik-buruknya penggunaan teknologi tergantung si pemakainya? Betul. Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah. Sebaliknya pun demikian.Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus. Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari. Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget. Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa. Hingga muncul istilah, ’it is heaven for business owners, but hell for employees’.Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya. Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien. Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting. Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya. Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan. Schmidt berujar, “Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu.” Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet. Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.Itulah yang dirasakan Adil sekarang. Ia merasa jauh sekali dari istrinya. Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita. Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja pada saat mereka berada di rumah. Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan. Baginya komunikasi yang baik bukan lagi semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju. Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak dari kegaduhan dunia virtual dan kembali pada ‘habitatnya’ sebagai makhluk sosial.
ADIL jengkel betul dengan istrinya. Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah. Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot. Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua. Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah. Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang. Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan. Begitu keduanya menghibur diri.Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justru berubah menyebalkan. Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar. Mungkin saja letih. Dia ingin istirahat penuh. Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya. Anita kadang tertawa sendiri. Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya. Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge. Adil geleng-geleng kepala. Namun Anita cuek bebek. Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya. Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN. Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati. Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga. Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga. Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap. Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial. Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu. Tak aneh bila kemudian muncul istilah, ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.’Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali. Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman. Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat, maka menurut anak zaman sekarang dikatakan terkena 'gejala autis'. Tapi bukankah merujuk peribahasa, ’man behind the gun’, bahwa baik-buruknya penggunaan teknologi tergantung si pemakainya? Betul. Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah. Sebaliknya pun demikian.Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus. Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari. Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget. Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa. Hingga muncul istilah, ’it is heaven for business owners, but hell for employees’.Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya. Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien. Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting. Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya. Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan. Schmidt berujar, “Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu.” Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet. Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.Itulah yang dirasakan Adil sekarang. Ia merasa jauh sekali dari istrinya. Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita. Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja pada saat mereka berada di rumah. Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan. Baginya komunikasi yang baik bukan lagi semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju. Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak dari kegaduhan dunia virtual dan kembali pada ‘habitatnya’ sebagai makhluk sosial.
Senin, 10 Mei 2010
Impian saya
Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab," Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai.Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya,"Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.Bagaimana kamu dapat melakukannya? "Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya.""Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku."Ya, memang begitu," kata Jerry,"Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya.Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab,"Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? "Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan."Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry."Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup.""Apakah kamu tidak takut?" tanyaku.Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.""Apa yang kamu lakukan?" tanya saya."Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry."Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.
Rabu, 05 Mei 2010
Senin, 03 Mei 2010
Minta kenaikan Gaji
Setelah setahun bekerja seorang pegawai menghadap atasannya dan menyampaikan segala uneg-unegnya yang selanjutnya meminta kenaikan gaji. Atasannya kemudian tersenyum dan berkata, " Sebenarnya anda itu belum bekerja untuk perusahaan ini meskipun satu hari! Masa sekarang mau minta naik gaji?" Tentu saja sang pegawai sangat terkejut mendengar hal itu namun atasannya segera meneruskan.
Atasan: "Coba katakan ada berapa hari dalam setahun?"
Pegawai : "365 hari dan kadang-kadang 366 hari."
Atasan : "Betul, sekarang ada berapa jam dalam sehari?"
Pegawai : "24 jam."
Atasan : "Berapa jam kamu bekerja dalam sehari?"
Pegawai : "Dari jam 08:00 s/d 16:00 jadi 8 jam sehari."
Atasan : "Jadi, berapa bagian dari harimu yang kamu pakai bekerja?"
Pegawai : "(mulai ngitung dalam hati... 8/24 jam = 1/3) Sepertiga!"
Atasan : "Wah pinter kamu! Sekarang berapakah 1/3 dari 366 hari?"
Pegawai : "122 (1/3×366 = 122 hari)."
Atasan : "Apakah kamu bekerja pada hari Sabtu dan Minggu?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Berapa jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun?"
Pegawai : "52 hari Sabtu ditambah 52 hari Minggu = 104 hari."
Atasan : "Nah, kalau kamu kurangkan 104 hari dari 122 hari, berapa yang tinggal?"
Pegawai : "18 hari."
Atasan : "Ok, saya sudah kasih kamu 12 hari cuti tiap tahun. Sekarang kurangkan 12 hari dari 18 hari yang tersisa itu, berapa hari yang tinggal?"
Pegawai : "6 hari."
Atasan : "Di hari Idul Fitri dan Idul Adha apakah kamu bekerja?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Jadi sekarang berapa hari yg tersisa?"
Pegawai : "4 hari."
Atasan : "Di hari Natal dan Tahun Baru apakah kamu bekerja?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Pegawai : "2 hari."
Atasan : "Sekarang sisa tersebut kurangi dengan Libur Waisak, Imlek, Nyepi, 1 Muharram, Maulid Nabi, Isra' Mikraj, Wafat Yesus, Kenaikan Isa Almasih, Proklamasi, berapa hari yang tersisa?"
Pegawai : "??? Gak ada sisa, Pak."
Atasan: "Kalau begitu sekarang anda mau menuntut apa?"
Atasan: "Coba katakan ada berapa hari dalam setahun?"
Pegawai : "365 hari dan kadang-kadang 366 hari."
Atasan : "Betul, sekarang ada berapa jam dalam sehari?"
Pegawai : "24 jam."
Atasan : "Berapa jam kamu bekerja dalam sehari?"
Pegawai : "Dari jam 08:00 s/d 16:00 jadi 8 jam sehari."
Atasan : "Jadi, berapa bagian dari harimu yang kamu pakai bekerja?"
Pegawai : "(mulai ngitung dalam hati... 8/24 jam = 1/3) Sepertiga!"
Atasan : "Wah pinter kamu! Sekarang berapakah 1/3 dari 366 hari?"
Pegawai : "122 (1/3×366 = 122 hari)."
Atasan : "Apakah kamu bekerja pada hari Sabtu dan Minggu?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Berapa jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun?"
Pegawai : "52 hari Sabtu ditambah 52 hari Minggu = 104 hari."
Atasan : "Nah, kalau kamu kurangkan 104 hari dari 122 hari, berapa yang tinggal?"
Pegawai : "18 hari."
Atasan : "Ok, saya sudah kasih kamu 12 hari cuti tiap tahun. Sekarang kurangkan 12 hari dari 18 hari yang tersisa itu, berapa hari yang tinggal?"
Pegawai : "6 hari."
Atasan : "Di hari Idul Fitri dan Idul Adha apakah kamu bekerja?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Jadi sekarang berapa hari yg tersisa?"
Pegawai : "4 hari."
Atasan : "Di hari Natal dan Tahun Baru apakah kamu bekerja?"
Pegawai : "Tidak, Pak!"
Atasan : "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Pegawai : "2 hari."
Atasan : "Sekarang sisa tersebut kurangi dengan Libur Waisak, Imlek, Nyepi, 1 Muharram, Maulid Nabi, Isra' Mikraj, Wafat Yesus, Kenaikan Isa Almasih, Proklamasi, berapa hari yang tersisa?"
Pegawai : "??? Gak ada sisa, Pak."
Atasan: "Kalau begitu sekarang anda mau menuntut apa?"
Langganan:
Postingan (Atom)
BISNIS DAHSYAT DENGAN INOVASI TERBARU Rahasia Menghasilkan Uang Melimpah dengan memanfaatkan media Internet seperti Facebook dan Twitter...
-
“Potensi yang tidak diledakkan akan tetap menjadi potensi saja, tidak akan terwujud sebagai kemampuan untuk melakukan tindakan.” Saya seri...
-
https://tinyurl.com/ycq55nyb